Selasa, 14 September 2010

Meriam Jepang di Gunung Markoni







Di Gunung Markoni, Balikpapan Selatan baru-baru ini ditemukan sebuah meriam besar sepanjang sembilan meter. Sebenarnya, ini sudah diketahui sejak lama, namun sejak awal September 2010 meriam tersebut digali.

Meriam itu diperkirakan merupakan senjata pertahanan terhadap serangan laut sekutu saat pendudukan Jepang di Balikpapan. Meriam tersebut memang selama ini disembunyikan agar terhindar dari tangan jahil.
Bachtiar, tokoh masyarakat setempat sekaligus pemilik lahan lokasi meriam tersebut, mengatakan bahwa keberadaan meriam itu pertama kali diketahui sejak tahun 1985. Awalnya ada dua meriam di tempat itu, namun meriam lainnya sudah hilang dicuri bagian per bagian oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, meriam satunya -yang ada saat ini- disembunyikan oleh Bachtiar sampai sekarang. Atas inisiatif agar meriam tersebut dapat dijadikan benda peninggalan sejarah,maka meriam tersebut mulai digali. Setelah diekspose di surat kabar Kaltim Post, adanya meriam tersebut mengundang perhatian pemerhati sejarah Balikpapan Julkifli.
Bachtiar bersama Julkifli dan dibantu warga sekitar lainnya mulai menggali meriam tersebut sampai larasnya saja, dan dilanjutkan dengan pemagaran. Kabar tentang meriam ini juga mengundang perhatian dari Tim Arkeolog Samarinda, yang ikut melakukan penggalian dan penelitian tentang meriam ini. Sayangnya, selama proses penggalian berjalan, Bachtiar dan Julkifli berjalan dengan swadaya tanpa bantuan Pemerintah Kota Balikpapan. Semangat menyelematkan bukti sejarah tersebut yang menggerakkan mereka dan orang lain untuk melakukan penggalian dan pengamanan meriam tersebut.
Menurut Julkifli, dari data yang didapat canon atau meriam itu dibuat tahun 1935 di Yokohama, Jepang. Panjang laras meriam 9 meter dengan diameter 55 cm. Meriam tersebut dibawa ke Balikpapan pada 1 Maret 1942 dan dipasang di bukit Markoni pada 15 mei 1942.
Meriam itu digunakan bertempur 20 Agustus 1943 sampai pertengahan 1945. Dari tembakan meriam tersebut kurang lebih 10 kapal pendarat sekutu di pantai Markoni ditenggelamkan. Ia menguraikan, pengendali awak meriam kubah tersebut menggunakan para tentara untuk pelindung sekitar 30 personel dengan dipimpin satu orang perwira.
Rencananya penggalian itu dilanjutkan sampai ke bunker meriam. Diduga, di dalam tersebut terdapat sebuah motor dan sepeda yang digunakan tentara saat itu. (thomas)

Tidak ada komentar: